Pelajari Tentang Sudut Pandang Orang Pertama dalam Fiksi
Memahami Sudut Pandang dalam Cerita
Daftar Isi:
Sudut pandang dalam fiksi berarti siapa yang menceritakan kisah itu. Dalam sudut pandang orang pertama, karakter dalam cerita berfungsi sebagai narator, menggunakan "aku" atau "kita" saat cerita diputar. Narator ini mungkin adalah karakter yang relatif kecil, mengamati aksinya, seperti yang dilakukan oleh Nick dalam "The Great Gatsby" karya F. Scott Fitzgerald. Atau, ia mungkin menjadi protagonis utama dari cerita ini, seperti Holden Caulfield di J. Salinger, "The Catcher in the Rye."
Mengapa Penulis Menggunakan Sudut Pandang Orang Pertama
Ada sejumlah alasan bagus untuk menggunakan sudut pandang orang pertama dalam fiksi. Digunakan dengan benar, ini bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk mendongeng:
- Anda sedang menulis sepotong fiksi yang, setidaknya sampai taraf tertentu, otobiografi. Anda ingin memastikan pembaca melihat dunia yang telah Anda buat persis seperti yang Anda alami. Contoh dari pendekatan ini adalah "The Bell Jar" karya Sylvia Plath, di mana karakter utamanya adalah versi yang agak tersamar dari penyair itu sendiri.
- Anda ingin dunia yang Anda ciptakan dilihat dari sudut pandang "orang luar" yang unik. Baik "The Catcher in the Rye" dan klasik Harper Lee, "To Kill a Mockingbird," diceritakan dari sudut pandang anak-anak muda yang pengamatannya tentang dunia dewasa sama naif dan tajam. Tidak ada narator orang ketiga atau pendongeng dewasa yang bisa membawa kualitas yang sama ke cerita-cerita ini.
- Anda ingin pembaca hanya mengalami serangkaian elemen cerita yang diedit dengan cermat dan mengalaminya hanya dari sudut pandang tertentu. Teknik ini efektif dalam sastra dan genre fiksi. Ini sering digunakan oleh penulis roman dan misteri untuk memberi pembaca perasaan bahwa mereka berpartisipasi dalam drama dan ketidakpastian yang dialami oleh karakter utama.
- Anda ingin menyesatkan pembaca dan - dalam beberapa kasus, setidaknya - mengejutkan mereka dengan wahyu yang dramatis. Meskipun dimungkinkan untuk menyesatkan pembaca dengan suara orang ketiga, itu jauh lebih efektif untuk melakukannya melalui narator yang tidak dapat diandalkan. Holden Caulfield dalam "The Catcher in the Rye" adalah contoh klasik dari narator yang tidak bisa diandalkan. Penggunaan lain yang sangat efektif dari narator yang tidak dapat diandalkan adalah dalam misteri terkenal Agatha Christie, "Pembunuhan Roger Ackroyd."
Banyak Titik Pandang
Beberapa novel akan mencampurkan sudut pandang. Ini lebih sering terjadi pada novel yang lebih panjang atau novel yang lebih kompleks yang melibatkan banyak cerita yang terjadi secara bersamaan. Penulis dapat memutuskan setiap cerita memiliki kebutuhan yang berbeda dalam hal narasi. "Ulysses" oleh James Joyce adalah contoh terkenal dari ini. Banyak novel yang ditulis menggunakan sudut pandang orang ketiga, tetapi beberapa episode menggunakan narasi orang pertama.
Pro dan kontra
Sudut pandang orang pertama memungkinkan pembaca untuk merasa dekat dengan sudut pandang karakter tertentu; itu memungkinkan pembaca untuk berbicara. Ini juga menyediakan alat bagi penulis untuk menyusun perspektif pembaca di dunia fiksi. Menggunakan orang pertama juga bisa lebih mudah bagi penulis pemula karena semua orang terbiasa bercerita dari sudut pandang pribadi mereka sendiri.
Namun, sudut pandang orang pertama membatasi pembaca pada satu perspektif itu. Mereka hanya bisa tahu apa yang diketahui narator, dan ini bisa membuat menceritakan kisah lebih sulit, tergantung pada plot dan karakter lain yang terlibat.
Apa Sudut Pandang Orang Kedua dalam Fiksi?
Penulisan orang kedua jarang digunakan dalam fiksi. Bahkan penulis fiksi yang berbakat dapat mengalami kesulitan mengimplementasikannya dalam pekerjaan mereka.
Apa sudut pandang Mahatahu Orang Ketiga?
Sudut pandang mahatahu orang ketiga adalah perangkat yang penulis gunakan untuk menanamkan banyak karakter dengan mendalam. Beginilah cara Anna Karenina menyelesaikannya.
Sudut Pandang Orang Ketiga: Mahatahu atau Terbatas
Pelajari mengapa begitu banyak novel menggunakan sudut pandang yang diceritakan dari perspektif 'dia' atau 'dia', yang dikenal sebagai perspektif orang ketiga.